Langsung ke konten utama

BUANG STRESS ATAU BERBAGI

SAYA biasanya pengen nulis kalo memang pengen. Nggak pengen, ya nggak nulis. Karena kalo nggak pengen lalu nulis, wah, tulisan jadi aneh. Lucunya style nulis saya nggak pake outline, alias apa yang muncul di kepala ya ditulis. Dengan begitu saya nggak susah buat tulisan. Ngalir aja kayak got. Hehehehe...

Setelah nulis di blog ini, kepala saya jadi agak ringan, kayak habis di pijitin. Begitulah sodara, aktivitas nulis jadi kayak pergi ke tukang pijet. Gurih, kan? Lagi pula kadang saya merasa "tua" lalu pengen berbagi pengalaman pada pembaca setia blog saya. Ini yang agak rumit. Wajah saya kata istri ,sudah mulai menua, tapi semangat nulis kayak anak 20-an.

Iya. Energi nulis kadang meluap-luap kayak Kali Brantas di Blitar yang bikin banjir. Membanjiri kepala saya dan akhirnya sampai di depan sodara-sodara. Waktu kecil saya gemar baca buku. Buku apa saja saya lahap habis. Tiap Sabtu saya pasti pinjem antara 2-3 buku untuk "makanan" saya di hari minggu. Ya gitu. Ibu saya paling nggak suka kalo hari minggu saya hanya tergolek di dipan atau jongkok di pojok rumah baca Man and the Sea-nya Ernest Hemingway kadang Tenggelamnya Kapal Van der Wick-nya HAMKA atau di kali lain Pendekar Pulau Es-nya Kho Ping Ho. Buku-buku begitu paling saya suka disamping tema-tema kepahlawanan jadul : Batman, Superman, dan Spiderman.

Bapak saya kan tentara, kopral pula. Jadi beliau kalo pas libur biasanya bertukang, baiki pagar halaman, dan aneka pekerjaan laki-laki lainnya. Kalao beliau nyuruh saya bantuin biasanya keluar kata-kata : ah...ngene ae nggak enthos, Le. (Gini aja nggak bisa, Nak). Karena saya sering luput mulu kalo Bapak minta pagar dipaku.

Response saya langsung ngabur ke kamar, tutup pintu dan: baca buku.

Bapak paham anaknya sakit hati. (Duh, smoga arwah bapak saya diringankan siksa kuburnya. Beliau sudah meninggal tahun 2000).

Jadi baca buku sejak kecil membawa perspektip yang rumit di kepala saya. Ditambah kegemaran lain saya yaitu dengerin siaran radio-radio luar negeri, seperti : NHK, VOA, BBC, RASI, Radio Mesir, Radio Rusia dll. Klop-lah kerumitan isi kepala saya itu.

Waktu mahasiswa, tawaran jadi ketua Senat saya tolak tapi menjadi Redaktur Pelaksana dan penyiar radio saya terima. Itu adalah obat bagi saya agar kepala saya bergairah. Sampe-sampe waktu nyampe Jakarta tahun 1995 bulan Desember, nggak ada keinginan bekerja sesuai background saya di Perikanan tapi malah pengen jadi wartawan.

Sempat dipanggil SCTV 2x, Gatra 1x, dan Harian Neraca 1x, namun tak satupun berminat serius menjadikan saya sebagai wartawannya. Akhirnya malah saya jadi tukang kebun di Museum Taman Prasasti Jakarta Pusat. Untung saya cuman 6 bulan di situ lalu dipanggil PT.Matahari Putra Prima, Tbk Pasar Baru sehingga insinyur tukang kebun berakhir bahagia. Hehehe...

Begitulah sodara, mengapa saya sangat berenergi untuk nulis, karena emang ada background dan dendam kesumat : isi kepala ini harus ditumpahin. Betul-nggak?

Saya bukan type orang yang suka ngasih duit sebagai sedekah ke fakir-miskin. Saya lebih suka bersedekah dengan nasehat dan tulisan. Pernah di lampu merah seorang ibu tangannya nga-thung ke saya. saya males ngasih. Tapi kalo ada orang susah, saya malah suka ngasih dia. Pengen ngasih tapi lantas jangan ditodong dengan tangan yang: ngathung!

Enggak gurih, tau.

Biarkan empati manusia bertemu tanpa paksaan : dia harus melakukan jurus menengadahkan tangan dan saya sibuk nggerayang dompet.

Itu sebabnya di headline ini saya tulis buang stres atau berbagi. Karena dengan nulis kedua topik tadi, saya ingin mengatakan itulah cara saya bersedekah.

Dalam damai.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ENGGAK MUDIK (LAGI) DI 2017

Biasalah Sodara-sodara.   Lebaran Juni 2017 ini saya dan istri nggak mudik.  Baik mudik ke Banjarmasin ato ke Banyuwangi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami sudah memutuskan untuk tidak akan mudik saat Lebaran tiba.  Mengapa? Selama hampir 22 tahun di Jakarta, saya mudik saat menjelang Lebaran terjadi pada 1997, 1998, 2000, 2001, 2003, 2004, 2006, 2009.  Setelah itu mudik tapi nggak menjelang Lebaran.  Artinya pulang kampungnya bisa dua kali tapi di bulan yang lain.  Kami tahu betapa hebohnya mudik menjelang lebaran.  Dari sulitnya cari tiket, desak-desakan di bis/kereta api, sampai susahnya pula perjalanan arus balik.  Itu sebabnya bila Anda ingin mudik rileks, tenang, damai dan fun, maka pilihlah mudik di luar Lebaran.  Lagian mana tahan orang 19 juta pemudik bergerak bersama di jalan yg itu-itu juga (Referensi, Budi K. Sumadi, Menhub).  Sangat tidak layak, berbahaya, dan menyengsarakan.  Kita bicara orang Jakarta yang mudik saja, prediksi total 4 juta saja dg asumsi mo

MENSIKAPI DATANGNYA MASA TUA

Setelah solat subuh di Mejid Al-Muqarrabin, pagi ini, 3 Muharam 1432 H atau 9 Desember 2010, saya buru-buru pulang. Apa pasal? Saya pengen buru-buru nulis di blog ini mumpung ingatan saya tentang materi kultum yang saya bawakan masih anget bin kebul-kebul. Heee..... Begitulah Pembaca Yang Budiman, saya barusan share pengetahuan dengan ngasih kultum di mesjid kali ketiga atau dalam 3 bulan terakhir ini. Seperti biasa materi saya kumpulin dari internet, Quran, beberapa hadist dan beberapa riwayat. Kebiasaan juga masih, saya mempersiapkannya jam 21.00 ampek 23.30 wib, terus siapin hape dengan irama alarm, biar nggak kelewat. Bahaya, kan? Inilah kira-kira isi ceramah itu: Assalamuaalaikum warrah matullahi wabaraktuh. إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِهَدُ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ

LAKI-LAKI MENANGIS

DIANTARA karunia dan nikmat Allah bagi umat ini adalah Dia (Allah) mengutus Nabi Muhammad kepada kita. Dengan diutusnya Muhammad Rosulullah, Allah menjadikan mata yang buta menjadi terbuka, membuat telinga yang tuli menjadi mendengar, dan membuka kalbu yang terkunci mati. Diutusnya Rasulullah, Allah menunjuki orang yang sesat, memuliakan orang yang hina, menguatkan orang yang lemah dan menyatukan orang serta kelompok setelah mereka bercerai-berai. Selasa 5 Juli 2011 bila anda nonton TV-One live ada menanyangkan pemakaman KH. Zainuddin MZ. Kamera sempat menyorot dua tokoh nasional H.Rhoma Irama dan KH. Nur Iskandar SQ keduanya tampak menangis. Mengapa mereka menangis? Pernahkah anda menangis oleh karena melihat orang meninggal dunia? Ataukah kita baru mengingat pada kematian? Ad-Daqqa berkata : "Barangsiapa yang sering ingat kematian, ia akan dimuliakan dengan 3 hal, yakni : lekas bertobat, hati yang qanaah (menerima apa adanya ketentuan Allah), dan semangat dalam beribadah. &q