Hari ini adalah hari pertama ramadhan 2008. Seperti biasa kekonyolan saya mulai terjadi. Waktu yampe kantor jam 7.30 pagi, abis nolong ngangkat merchandisenya Pak Syahril Kamis, driver paling senior di tempat kerja, saya langsung ngerasa haus. Hari-hari biasa, di mejaku selalu tersedia permen rasa kopi, favoritku. Ya udah, demi melihat permen favorit, langsung kupas............dan: masuk. Semenit, dua menit, tiga menit.
Astagfirullah! Bukankah ini puasa! Buru-buru kukeluarkan permen itu. Walah, baru juga hari pertama puasa, udah blunder. Ya Allah maafkan hambaMU yang khilaf ini.
Malam tadi sih aku bareng istri udah setting bener. Pergi tarawih berdua di Mesjid Al-Muqqarabin di Perumahan Bukit Cengkeh 2 Cimanggis DEPOK. Sound di mesjid ini cakep, lantai 1 untuk ibu-ibu dan lantai dua khusus-on bapak-bapak. Haji Daryono (pengusaha reklame) meminjamkan handycam dipasang di lantai 2 sehingga gerakan imam dan pemberi tausyiah dapat real time di lihat oleh jemaah ibu-ibu di bawah.
Setengah 9 pas tarawih bubar. Saya pasang alarm biar nggak kelewatan sahur, tapi benar saja, ibu mertua jam 3.30 lah yang nge-bel kami bangunin kami. Waalah ibu mertua dari Banjarmasin sengaja bangunin anaknya agar makan sahur. Idiidh hanya ada di Indonesia. Hihihi.......
Sahur kami lalui dengan sukses, tapi ya..........itu. Kok ya makan permen. Ya Allah bagaimana bisa meraih keberkahan dariMU? Kalo puasa aja masih acak-adul.
Biasalah Sodara-sodara. Lebaran Juni 2017 ini saya dan istri nggak mudik. Baik mudik ke Banjarmasin ato ke Banyuwangi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami sudah memutuskan untuk tidak akan mudik saat Lebaran tiba. Mengapa? Selama hampir 22 tahun di Jakarta, saya mudik saat menjelang Lebaran terjadi pada 1997, 1998, 2000, 2001, 2003, 2004, 2006, 2009. Setelah itu mudik tapi nggak menjelang Lebaran. Artinya pulang kampungnya bisa dua kali tapi di bulan yang lain. Kami tahu betapa hebohnya mudik menjelang lebaran. Dari sulitnya cari tiket, desak-desakan di bis/kereta api, sampai susahnya pula perjalanan arus balik. Itu sebabnya bila Anda ingin mudik rileks, tenang, damai dan fun, maka pilihlah mudik di luar Lebaran. Lagian mana tahan orang 19 juta pemudik bergerak bersama di jalan yg itu-itu juga (Referensi, Budi K. Sumadi, Menhub). Sangat tidak layak, berbahaya, dan menyengsarakan. Kita bicara orang Jakarta yang mudik saja, prediksi total 4 juta saja dg asumsi mo
Komentar
Posting Komentar
Kalo Anda pengen diskusi lebih komprehensip, kirim ke email ini : sismulyanto@gmail.com