Langsung ke konten utama

JAKARTA OVERLOADER

Senin, 4 Agustus 2008. Saya biasa berangkat kerja jam 7.15 wib. Ada tiga rute dari Cimanggis ke Jakarta. Pertama, rute Jalan Raya Bogor-Cililitan-Kalibata-Pancoran. Kedua, LA-Pasar Minggu-Pancoran. Dan ketiga rute alternatip, Kelapa Dua, Kopasus Cijantung, Kampung Gedong-Condet-Kalibata-Pancoran.

Rute 1 dan 2 sudah saya jalani 2 minggu lalu, kini pake rute ketiga. Alhamdulillah, walau padat-merayap sampe kantor pukul 8.15. Artinya nggak terlalu stack seperti rute 1 dan 2.

Kalau dipikir lebih dalam, betapa pagi, siang, sore dan malam, Jakarta nggak pernah sepi dari aktivitas. Sumberdaya Manusia terbaik mengalir dari segala penjuru Indonesia. Disisi lain SDM terbaik tidak dijumpai dilokasi-lokasi terpencil atau daerah-daerah. Hal ini menjadi renungan saya akhir-akhir ini.

Mudah mengatakan salah pemerintah yang membangun kawasan industri dekat dengan ibukota. Industri apapun ada di Jakarta, sehingga tenaga-tenaga kerja pun mengalir ke Jakarta. Lagian pengembangan SDM yang mengarah pada entrepreneurship kurang bergema. Padahal sektor ini bila berkembang akan menciptakan pola baru sebaran SDM di Indonesia.

Pendeknya bila pemerintah menciptakan iklim kondusip dalam berusaha, maka entrepreneurship cepat berkembang. Entrepreneurship berkembang, akan membuat kantong-kantong usaha yang tidak harus stay di Jakarta, pasar boleh saja di Jakarta, tetapi lokasi usaha bisa di daerah.

Wacana kedua yang cukup menarik adalah memberi insentip bagi pengusaha Jakarta, atau pemodal Jakarta untuk berinvestasi di daerah. Dengan pengalaman dan jaringan keuangannya, pemodal Jakarta akan mengalir keluar dari Jakarta.

Sehingga, orang yang mau ke Jakarta hanyalah orang yang unskilled dan unexperienced aja.

Kita akan ketemu dengan Jakarta dengan wajah yang berbeda, lengang, asri, dan manusiawi sama seperti kota-kota yang tumbuh di tempat lain.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ENGGAK MUDIK (LAGI) DI 2017

Biasalah Sodara-sodara.   Lebaran Juni 2017 ini saya dan istri nggak mudik.  Baik mudik ke Banjarmasin ato ke Banyuwangi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami sudah memutuskan untuk tidak akan mudik saat Lebaran tiba.  Mengapa? Selama hampir 22 tahun di Jakarta, saya mudik saat menjelang Lebaran terjadi pada 1997, 1998, 2000, 2001, 2003, 2004, 2006, 2009.  Setelah itu mudik tapi nggak menjelang Lebaran.  Artinya pulang kampungnya bisa dua kali tapi di bulan yang lain.  Kami tahu betapa hebohnya mudik menjelang lebaran.  Dari sulitnya cari tiket, desak-desakan di bis/kereta api, sampai susahnya pula perjalanan arus balik.  Itu sebabnya bila Anda ingin mudik rileks, tenang, damai dan fun, maka pilihlah mudik di luar Lebaran.  Lagian mana tahan orang 19 juta pemudik bergerak bersama di jalan yg itu-itu juga (Referensi, Budi K. Sumadi, Menhub).  Sangat tidak layak, berbahaya, dan menyengsarakan.  Kita bicara orang Jakarta yang mudik saja, prediksi total 4 juta saja dg asumsi mo

MENSIKAPI DATANGNYA MASA TUA

Setelah solat subuh di Mejid Al-Muqarrabin, pagi ini, 3 Muharam 1432 H atau 9 Desember 2010, saya buru-buru pulang. Apa pasal? Saya pengen buru-buru nulis di blog ini mumpung ingatan saya tentang materi kultum yang saya bawakan masih anget bin kebul-kebul. Heee..... Begitulah Pembaca Yang Budiman, saya barusan share pengetahuan dengan ngasih kultum di mesjid kali ketiga atau dalam 3 bulan terakhir ini. Seperti biasa materi saya kumpulin dari internet, Quran, beberapa hadist dan beberapa riwayat. Kebiasaan juga masih, saya mempersiapkannya jam 21.00 ampek 23.30 wib, terus siapin hape dengan irama alarm, biar nggak kelewat. Bahaya, kan? Inilah kira-kira isi ceramah itu: Assalamuaalaikum warrah matullahi wabaraktuh. إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِهَدُ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ

LAKI-LAKI MENANGIS

DIANTARA karunia dan nikmat Allah bagi umat ini adalah Dia (Allah) mengutus Nabi Muhammad kepada kita. Dengan diutusnya Muhammad Rosulullah, Allah menjadikan mata yang buta menjadi terbuka, membuat telinga yang tuli menjadi mendengar, dan membuka kalbu yang terkunci mati. Diutusnya Rasulullah, Allah menunjuki orang yang sesat, memuliakan orang yang hina, menguatkan orang yang lemah dan menyatukan orang serta kelompok setelah mereka bercerai-berai. Selasa 5 Juli 2011 bila anda nonton TV-One live ada menanyangkan pemakaman KH. Zainuddin MZ. Kamera sempat menyorot dua tokoh nasional H.Rhoma Irama dan KH. Nur Iskandar SQ keduanya tampak menangis. Mengapa mereka menangis? Pernahkah anda menangis oleh karena melihat orang meninggal dunia? Ataukah kita baru mengingat pada kematian? Ad-Daqqa berkata : "Barangsiapa yang sering ingat kematian, ia akan dimuliakan dengan 3 hal, yakni : lekas bertobat, hati yang qanaah (menerima apa adanya ketentuan Allah), dan semangat dalam beribadah. &q