Langsung ke konten utama

BINJAI 1/2 LIMA

TANGGAL 18 September 2008 adalah hari ke 13 saya di Medan. Siang tadi bareng Pak Viki Firdaus (IT) Ferry International Fashion, saya pergi kunjungan ke Binjai, kota 1/2 jam perjalanan dari Medan. Kalo anda belum pernah ke Binjai, bayangkan Binjai mirip kota Bangil di Jatim atau mungkin Sumedang di Jawa Barat. Binjai penghasil duku yg terkenal tapi tadi nggak ada duku tuh. Adanya semangka yang lonjong dan besar. Jalan kesana mungkin 25 km dari Medan dan relatip lancar.

Masih belum bisa bayangin Binjai?

Ya udah pikirkan tentang Mardi Lestari, atlit lari 100 meter putra dulu di era 90-an.

Sampai di Binjai Super Mall, disitu ada Matahari Dept Store, Hypermart, kami turun dan mulai bekerja. Mall ini tampak baru dan cantik. Nama besar Matahari jadi jaminan larisanya bisnis sektor ritel di Binjai Super Mall.

Daya tarik Binjai mungkin dari sektor perkebunan yang menjanjikan sehingga peritel sekelas Matahari berani investasi miliaran rupiah di sini. Habis bekerja saya pergi ke sebelah mall ini yaitu Mesjid Agung Binjai. Parkirannya enak, tapi tempat wudhunya agak jauh sehingga jalan dari tempat wudhu ke mesjid agak diragukan kesucianya. Smoga DKM-nya memikirkan ini untuk jangka panjang.

Kami meneruskan perjalanan balikke Medan jam 1/2 lima. Kira-kira 10 menit perjalanan, yang saya anggap mirip perjalanan mudik di sekitar Delanggu (mirip jalan di Delanggu), ada penumpang yang mo turun. lalu angkot bergerak lagi. Ada kubangan air dan di dekatnya ada orang naik sepeda motor berhenti di dekat kubangan. Angkot tetep melaju sehingga air kubangan nyemprot ke orang bawa sepeda motor. Kontan dia membalas meludahi angkot kami.

Dan brot...!! Titik ludah itu mengenai muka saya. Alhamdulillah, ya Allah. Mimpi apa semalam dapat air ludah gratis binti tanpa diundi ini. Berkali-kali saya mengucap istigfar; apa hikmah di balik ludah orang itu ya?

Yah! Allah melatih saya untuk menahan sabar di negeri Horas-bah ini.

Sambil becanda Pak Vicki bilang; Pak Slamet menikmati perjalanan ini ya...

Persis. Saya menikmati permainan yang datang dari Allah, apapun itu karena bukankah hidup hanya bermain-main di taman surga.

Masih satu tempat lagi yang saya rencanakan akan kami kunjungi yaitu Lubuk Pakam. Lubuk Pakam, kami datang...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ENGGAK MUDIK (LAGI) DI 2017

Biasalah Sodara-sodara.   Lebaran Juni 2017 ini saya dan istri nggak mudik.  Baik mudik ke Banjarmasin ato ke Banyuwangi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami sudah memutuskan untuk tidak akan mudik saat Lebaran tiba.  Mengapa? Selama hampir 22 tahun di Jakarta, saya mudik saat menjelang Lebaran terjadi pada 1997, 1998, 2000, 2001, 2003, 2004, 2006, 2009.  Setelah itu mudik tapi nggak menjelang Lebaran.  Artinya pulang kampungnya bisa dua kali tapi di bulan yang lain.  Kami tahu betapa hebohnya mudik menjelang lebaran.  Dari sulitnya cari tiket, desak-desakan di bis/kereta api, sampai susahnya pula perjalanan arus balik.  Itu sebabnya bila Anda ingin mudik rileks, tenang, damai dan fun, maka pilihlah mudik di luar Lebaran.  Lagian mana tahan orang 19 juta pemudik bergerak bersama di jalan yg itu-itu juga (Referensi, Budi K. Sumadi, Menhub).  Sangat tidak layak, berbahaya, dan menyengsarakan.  Kita bicara orang Jakarta yang mudik saja, prediksi total 4 juta saja dg asumsi mo

MENSIKAPI DATANGNYA MASA TUA

Setelah solat subuh di Mejid Al-Muqarrabin, pagi ini, 3 Muharam 1432 H atau 9 Desember 2010, saya buru-buru pulang. Apa pasal? Saya pengen buru-buru nulis di blog ini mumpung ingatan saya tentang materi kultum yang saya bawakan masih anget bin kebul-kebul. Heee..... Begitulah Pembaca Yang Budiman, saya barusan share pengetahuan dengan ngasih kultum di mesjid kali ketiga atau dalam 3 bulan terakhir ini. Seperti biasa materi saya kumpulin dari internet, Quran, beberapa hadist dan beberapa riwayat. Kebiasaan juga masih, saya mempersiapkannya jam 21.00 ampek 23.30 wib, terus siapin hape dengan irama alarm, biar nggak kelewat. Bahaya, kan? Inilah kira-kira isi ceramah itu: Assalamuaalaikum warrah matullahi wabaraktuh. إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِهَدُ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ

LAKI-LAKI MENANGIS

DIANTARA karunia dan nikmat Allah bagi umat ini adalah Dia (Allah) mengutus Nabi Muhammad kepada kita. Dengan diutusnya Muhammad Rosulullah, Allah menjadikan mata yang buta menjadi terbuka, membuat telinga yang tuli menjadi mendengar, dan membuka kalbu yang terkunci mati. Diutusnya Rasulullah, Allah menunjuki orang yang sesat, memuliakan orang yang hina, menguatkan orang yang lemah dan menyatukan orang serta kelompok setelah mereka bercerai-berai. Selasa 5 Juli 2011 bila anda nonton TV-One live ada menanyangkan pemakaman KH. Zainuddin MZ. Kamera sempat menyorot dua tokoh nasional H.Rhoma Irama dan KH. Nur Iskandar SQ keduanya tampak menangis. Mengapa mereka menangis? Pernahkah anda menangis oleh karena melihat orang meninggal dunia? Ataukah kita baru mengingat pada kematian? Ad-Daqqa berkata : "Barangsiapa yang sering ingat kematian, ia akan dimuliakan dengan 3 hal, yakni : lekas bertobat, hati yang qanaah (menerima apa adanya ketentuan Allah), dan semangat dalam beribadah. &q