Tahun 2008 ini saya berhasil menemukan keberadaan teman sebangku saya waktu SD, SMP dan SMA. Di ketiga sekolah ini kita biasanya punya teman sebangku dan jarang berganti. Berbeda dengan di kuliahan.
Teman sebangku saya waktu di SD (SD Inpres, SD Sukorejo I Blitar, Jatim) adalah Muhamad Bisri Mustafa. Dia saya "temukan" karena saya mengunjungi rumahnya di jalan Manggar Blitar. Ibunya ngasih tau kalo Bisri tinggal di Cikampek, Subang Jawa Barat. Saya ketemu dia di rumahnya bersama 2 anaknya dan dia bercerita selepas SMA di Blitar dia kuliah di FMIPA ITB dan kini kerja di pabrik Jepang di Balaraja. Bisri dan saya agak lama sebangku. Mulai kelas 4 dan 5. Dia anak pinter, adiknya guru ngaji saya, Mas Baweh. Rumah Bisri halamannya luas di Jalan Manggar Blitar sana. Saya masih inget kami bersaing dalam segala hal. Pernah dia dapet juara satu lomba menulis arab, saya juara duanya. Gantian saya juara satu lomba adzan dan Bisri juara duanya. Kami tak pernah saling contek walau duduk sebangku. Saya inget betul gimana Bu Kasih (Semoga Allah memberi umur panjang padanya), pernah bilang ketika bertemu ibu saya: kalau anak satu sekolahan kayak Ismulyanto dan Bisri, wah SD kami pasti juara sekolahan tingkat kabupaten, Bu.
Bisri santun, saya harus mengakui banyak belajar kesantunan dari dia. Banyak cewek-cewek suka pada kami(karena pinter aja, kali) dan sering sebelum ulangan(ujian) ngasih saya uang biar dibantu ujiannya. Hehehe...Saya ingat satu teman saya di SD kelas 5 namanya Pujiati. Dia anak tukang becak. Begitu mau ujian dia manggil saya untuk datang ke rumahnya. Ternyata dia ngasih saya uang Rp 100,- (1979). Padahal uang saku saya hanya Rp 10,-. Girang betul saya dan waktu ujian dia saya kasih contekan. Dia berterima kasih untuk ini. Hehehe... Dan saya sepuluh hari bisa belanja hasil obyekan kecil.
Ada cewek Nasrani namanya Sri Wulandari. Dia juga suka ngasih perhatian ke kami berdua. Karena namanya yang dekatan dengan Bisri, maka dia tak "pacokno" sama Bisri. Bisri sewot. Maap ya Bis. Sri-nya sih seneng aja dipasangain coowok ganteng kayak Bisri. Tahun 2004 waktu saya mengunjungi rumah Sri di Blitar. Masa Allah! Dia masih nempati rumahnya yang dulu ukuran 3x4 bersama suaminya (yang ikhlas) dan dua anaknya yang, subhanallah, manis-manis.
Di SMP lain lagi. Saya punya teman sebangku namanya Joko Triono, seorang Nasrani, tapi ayahnya Haji. Betul. Ayahnya seorang haji menikahi seorang suster taat, lahirlah Joko dan dua kakaknya. Joko anak pandai terutama pada bidang-bidang eksakta. Dia paling serius sebagai penantang dalam mata pelajaran fisika. Saya harus akui Joko lebih pinter sedikit dibanding saya untuk fisika, tapi saya mengalahkan dia untuk semua pelajaran yang lain. Lha iya karena saya kelas 1,2,3 menjadi juara umum untuk siswa teladan. Selepas SMP Negeri Pesanggaran (sekarang SMP Negeri 1 Siliragung) Joko ke SMA negeri Genteng dan saya ke SMPP Negeri (sekarang SMA 1 Giri) di Banyuwangi. Lepas SMA Joko ke Malang ambil S1 di ITN dan saya "berkelana" di Banjarmasin. Kami lama nggak ketemu. Sempat tahun 1987 saya datangi rumah Joko di Sumberagung Pesanggaran Banyuwangi, ayahnya bilang Joko ke Bekasi. Baru tahun 2008 lewat media Facebook-nya Yahoo, saya dapet nfo tentang Joko. Dia lagi kuliah di Bandung. Begitu saya ledek lewat media antar dinding : Kamu S3 atau S4 Jok, dia menghapus jejaknya di Facebook. Halah Joko-Joko, gitu aja minder sih. Ayo dunk, untuk bangsa ini apa saja kegiatanmu sepanjang positip jangan malu menampakkan! Ada lagi teman wanita di SMP namanya Andari Krisnaini. Dia suka barter perangko bekas dengan saya. Dulu tampaknya dia naksir ama saya (hehehe...) tapi say culun banget nggak paham kerdipan mata dan senyuman penuh makna. tahun 1998 pernah saya datangi rumah Andari di Pesanggaran, kata ibunya Andari sudah tinggal di Surabaya dengan suami dan 2 anaknya. Waktu itu saya masih nge-jomblo.
Teman SMA saya pada saat kelas tiga namanya Made Yuda Dewantara. Selepas SMA 1 Giri tahun 1987 saya ke Banjarmasin dia ke ITS ambil Statistik. 2008 ini saya temukan dia lewat Maria Dewati, teman sma saya yg tinggal di Pasar Minggu kalu made kini jadi dosen di ITN Malang dan sekarang ambil cuti di Bali buka usaha villa. Nama vilanya Vila ATTA di Seminyak Bali. Made pinter di eksakta. Nilai saya di SMA banyak yang jebol akibat salah jurusan. Harusnya saya ambil Sosial karena saya kuat dibidang ekonomi, sejarah, bahasa, dan psikologi. Tapi karena sosial kayaknya "payah" saya masuk A1. Ya udah ancur deh.
Dari ketiga teman sebangku saya diatas, Bisri yang paling intensip komunikasinya. Kesantunannya diatas saya, karakternya nggak pernah menganggap dirinya lebih hebat dari saya. Dan dia anak orang berilmu (agama). Agamanya dalam. Bisri menempati peringkat paling atas dalam persahabatan dengan saya.
Ah....teman sebangku kadang menggambarkan siapa kita. Bagaimana dengan teman sebangku Anda?
Teman sebangku saya waktu di SD (SD Inpres, SD Sukorejo I Blitar, Jatim) adalah Muhamad Bisri Mustafa. Dia saya "temukan" karena saya mengunjungi rumahnya di jalan Manggar Blitar. Ibunya ngasih tau kalo Bisri tinggal di Cikampek, Subang Jawa Barat. Saya ketemu dia di rumahnya bersama 2 anaknya dan dia bercerita selepas SMA di Blitar dia kuliah di FMIPA ITB dan kini kerja di pabrik Jepang di Balaraja. Bisri dan saya agak lama sebangku. Mulai kelas 4 dan 5. Dia anak pinter, adiknya guru ngaji saya, Mas Baweh. Rumah Bisri halamannya luas di Jalan Manggar Blitar sana. Saya masih inget kami bersaing dalam segala hal. Pernah dia dapet juara satu lomba menulis arab, saya juara duanya. Gantian saya juara satu lomba adzan dan Bisri juara duanya. Kami tak pernah saling contek walau duduk sebangku. Saya inget betul gimana Bu Kasih (Semoga Allah memberi umur panjang padanya), pernah bilang ketika bertemu ibu saya: kalau anak satu sekolahan kayak Ismulyanto dan Bisri, wah SD kami pasti juara sekolahan tingkat kabupaten, Bu.
Bisri santun, saya harus mengakui banyak belajar kesantunan dari dia. Banyak cewek-cewek suka pada kami(karena pinter aja, kali) dan sering sebelum ulangan(ujian) ngasih saya uang biar dibantu ujiannya. Hehehe...Saya ingat satu teman saya di SD kelas 5 namanya Pujiati. Dia anak tukang becak. Begitu mau ujian dia manggil saya untuk datang ke rumahnya. Ternyata dia ngasih saya uang Rp 100,- (1979). Padahal uang saku saya hanya Rp 10,-. Girang betul saya dan waktu ujian dia saya kasih contekan. Dia berterima kasih untuk ini. Hehehe... Dan saya sepuluh hari bisa belanja hasil obyekan kecil.
Ada cewek Nasrani namanya Sri Wulandari. Dia juga suka ngasih perhatian ke kami berdua. Karena namanya yang dekatan dengan Bisri, maka dia tak "pacokno" sama Bisri. Bisri sewot. Maap ya Bis. Sri-nya sih seneng aja dipasangain coowok ganteng kayak Bisri. Tahun 2004 waktu saya mengunjungi rumah Sri di Blitar. Masa Allah! Dia masih nempati rumahnya yang dulu ukuran 3x4 bersama suaminya (yang ikhlas) dan dua anaknya yang, subhanallah, manis-manis.
Di SMP lain lagi. Saya punya teman sebangku namanya Joko Triono, seorang Nasrani, tapi ayahnya Haji. Betul. Ayahnya seorang haji menikahi seorang suster taat, lahirlah Joko dan dua kakaknya. Joko anak pandai terutama pada bidang-bidang eksakta. Dia paling serius sebagai penantang dalam mata pelajaran fisika. Saya harus akui Joko lebih pinter sedikit dibanding saya untuk fisika, tapi saya mengalahkan dia untuk semua pelajaran yang lain. Lha iya karena saya kelas 1,2,3 menjadi juara umum untuk siswa teladan. Selepas SMP Negeri Pesanggaran (sekarang SMP Negeri 1 Siliragung) Joko ke SMA negeri Genteng dan saya ke SMPP Negeri (sekarang SMA 1 Giri) di Banyuwangi. Lepas SMA Joko ke Malang ambil S1 di ITN dan saya "berkelana" di Banjarmasin. Kami lama nggak ketemu. Sempat tahun 1987 saya datangi rumah Joko di Sumberagung Pesanggaran Banyuwangi, ayahnya bilang Joko ke Bekasi. Baru tahun 2008 lewat media Facebook-nya Yahoo, saya dapet nfo tentang Joko. Dia lagi kuliah di Bandung. Begitu saya ledek lewat media antar dinding : Kamu S3 atau S4 Jok, dia menghapus jejaknya di Facebook. Halah Joko-Joko, gitu aja minder sih. Ayo dunk, untuk bangsa ini apa saja kegiatanmu sepanjang positip jangan malu menampakkan! Ada lagi teman wanita di SMP namanya Andari Krisnaini. Dia suka barter perangko bekas dengan saya. Dulu tampaknya dia naksir ama saya (hehehe...) tapi say culun banget nggak paham kerdipan mata dan senyuman penuh makna. tahun 1998 pernah saya datangi rumah Andari di Pesanggaran, kata ibunya Andari sudah tinggal di Surabaya dengan suami dan 2 anaknya. Waktu itu saya masih nge-jomblo.
Teman SMA saya pada saat kelas tiga namanya Made Yuda Dewantara. Selepas SMA 1 Giri tahun 1987 saya ke Banjarmasin dia ke ITS ambil Statistik. 2008 ini saya temukan dia lewat Maria Dewati, teman sma saya yg tinggal di Pasar Minggu kalu made kini jadi dosen di ITN Malang dan sekarang ambil cuti di Bali buka usaha villa. Nama vilanya Vila ATTA di Seminyak Bali. Made pinter di eksakta. Nilai saya di SMA banyak yang jebol akibat salah jurusan. Harusnya saya ambil Sosial karena saya kuat dibidang ekonomi, sejarah, bahasa, dan psikologi. Tapi karena sosial kayaknya "payah" saya masuk A1. Ya udah ancur deh.
Dari ketiga teman sebangku saya diatas, Bisri yang paling intensip komunikasinya. Kesantunannya diatas saya, karakternya nggak pernah menganggap dirinya lebih hebat dari saya. Dan dia anak orang berilmu (agama). Agamanya dalam. Bisri menempati peringkat paling atas dalam persahabatan dengan saya.
Ah....teman sebangku kadang menggambarkan siapa kita. Bagaimana dengan teman sebangku Anda?
Bu Andari itu istri dr mantan atasan suami saya. Beliau bekerja di graha Amerta,dan suaminya stlh pensiun menjadi dosen di stikosa. Beliau berdua ini bg sy tak tergantikan. Baik bgt,perhatian sm semua orang apalagi sm orang kecil.
BalasHapus