SAYA termasuk manusia yang agak sibuk dengan pekerjaan. Senin ampe sabtu terus berkutat dengan pekerjaan. Jadi agak jarang nonton TV. Sekali buka kadang acara tawuran di Makasar, lalu pindah channel korban gusuran trantib menangis, dan sidang korupsi yang berlarut-larut. Berita terbaru di TV: PHK massal menghantui karyawan di Indonesia.
Saya awali dengan tawuran di Makasar. Hampir tiap hari ada acara tawuran: apa nggak capek ya? Saya yang denger aja capek, lha yang sedang tawuran? Di Indonesia ada kota yang penduduknya kalem dan ada yang keras. Makasar termasuk salah satu yang berpenduduk dengan temperamen keras. Kondisi geografis yang dekat pantai yang membuat mereka begitu. Laut yang ganas membutuhkan tingkat adaptasi yang tangguh dan cenderung keras! Tapi bukankah masalahnya bukan di laut: menghadapi ombak dan badai namun justru di darat: penggusuran, tawuran antar kampus, antar desa dan sebagainya. Aduh panjang daftar masalahnya kalo ditulis.
Saya awali dengan tawuran di Makasar. Hampir tiap hari ada acara tawuran: apa nggak capek ya? Saya yang denger aja capek, lha yang sedang tawuran? Di Indonesia ada kota yang penduduknya kalem dan ada yang keras. Makasar termasuk salah satu yang berpenduduk dengan temperamen keras. Kondisi geografis yang dekat pantai yang membuat mereka begitu. Laut yang ganas membutuhkan tingkat adaptasi yang tangguh dan cenderung keras! Tapi bukankah masalahnya bukan di laut: menghadapi ombak dan badai namun justru di darat: penggusuran, tawuran antar kampus, antar desa dan sebagainya. Aduh panjang daftar masalahnya kalo ditulis.
Lalu kenapa penyelesaiannya harus tawuran. Tawuran membuat segalanya chaos. Rumah, mobil, sarana ibadah, jalan, lalu sektor ekonomi, lalu lintas macet menjadi side effect tawuran. Apa yang bertahun-tahun dibangun bisa rusah, hancur dan tidak berfungsi dalam sekejab. Lalu hasil akhirnya adalah penyesalan. Kita emang suka bareng-bareng "berjamaah" susah, miskin, dan tak berdaya.
Iya. Artinya bangsa kita kian sering dan hobi mengkondisikan diri : miskin bareng-bareng, susah bareng-bareng, dan tak berdaya bareng-bareng. Solidaritas gaya mana embuh nggak weruh! Tapi faktanya makin sering kita temui.
Lha kalo sudah sama-sama susah bisa apa, kita?
Berita kedua; korban gusuran nangis meraung-raung di TV. Kalo dilihat nagisnya kayaknya serius bener nagisnya. Yang benar yang lagi nangis atau yang jadi tramtib? Saya mencoba merekonstruksi masalahnya.
Boleh jadi tramtib mencoba "menegur"kebandelan orang yang membuat rumah di lahan negara, boleh jadi yang nangis protes nggusur kok nggak ngasih tau. Hallah jadi ruwet negara kita. Orang kaya nggak malu mendemontrasikan kelebihan uangnya dengan aneka barang mewah, dan yang miskin nggak tau malu juga melanggar aturan; lahan KA jadi bedeng, lahan hijau pinggir kali jadi rumah "boncos", atau bawa gerobak barang bekas melenggang kangkung melawan arus lalu lintas.
Semrawut, pol!
Semrawut, pol!
Negara kehilangan sensitifitas pada ketidakadilan: rakyat kaya dipajakin, dan yang miskin keleleran. Pemimpin nggak "ngerasai' gimana jadi melarat turun-temurun, dan jatuh pada rutinitas pekerjaan yang "urgent". Malah-malah keasyikan pengen dipilih untuk kedua kalinya. Walah-walah!
Korupsi sedang rame jadi harapan baru bagi rakyat Indonesia. KPK menjadi ikon baru memercikkan harapan ditengah kesemrawutan masalah pelik di Indonesia. Semoga KPK tetep istiqomah dengan niat dan dihuni orang-orang saleh dari seluruh Indonesia. Sehingga output kerjanya penuh manfaat.
Yang nggak kalah berpengaruh adalah MK, Mahkamah Konstitusi. Sebagai lembaga baru ia berhasil melawan ketidakadilan dan menjadi lembaga yang putusannya sangat dihormati siapapun.
Mudah-mudahan DPR dapat menggelindingkan putusan agar membentuk badan baru yang lebih banyak menghukum koruptor dan membuat jera mereka sepanjang masa.
Terakhir, PHK massal. Terbetik laporan berbagai media massa, akibat macetnya sektor property di Amerika membuat side effect yang menyerang ekonomi dunia. Akibat bagi Indonesia adalah tahun 2009 diduga akan terjadi PHK besar-besaran sampai tembus angka 2 juta karyawan. Wuih!
Kalo kita nggak bisa menghindar dari PHK, berikut tip semoga membuat anda sedikit optimis. Pertama, Anda harus bersyukur karena sampai dengan hari ini masih bisa bekerja. Kedua, Banyakin doa agar Allah masih mengasihi kita sehingga dampaknya tak sedasyat yang dipikirkan "manusia". Ketiga, Berhematlah. Keempat, Jangan lakukan pembelian barang baru apalagi dengan ngeredit. Kelima, Banyaklah berpuasa. Karena disamping menahan nafsu , juga menghemat beras. Keenam, Bagi kelebihan rejeki anda pada tetangga, para pengangguran, dan sodara yang kekurangan. Ketujuh, menabunglah. Agar kalo masa gawat lewat, kita nggak langsung 'ji-un'. Kedelapan, kesembilan, dan kesepuluh, anda isi aja sendiri.
Capek ngetiknya, tau. Hehehe....
Korupsi sedang rame jadi harapan baru bagi rakyat Indonesia. KPK menjadi ikon baru memercikkan harapan ditengah kesemrawutan masalah pelik di Indonesia. Semoga KPK tetep istiqomah dengan niat dan dihuni orang-orang saleh dari seluruh Indonesia. Sehingga output kerjanya penuh manfaat.
Yang nggak kalah berpengaruh adalah MK, Mahkamah Konstitusi. Sebagai lembaga baru ia berhasil melawan ketidakadilan dan menjadi lembaga yang putusannya sangat dihormati siapapun.
Mudah-mudahan DPR dapat menggelindingkan putusan agar membentuk badan baru yang lebih banyak menghukum koruptor dan membuat jera mereka sepanjang masa.
Terakhir, PHK massal. Terbetik laporan berbagai media massa, akibat macetnya sektor property di Amerika membuat side effect yang menyerang ekonomi dunia. Akibat bagi Indonesia adalah tahun 2009 diduga akan terjadi PHK besar-besaran sampai tembus angka 2 juta karyawan. Wuih!
Kalo kita nggak bisa menghindar dari PHK, berikut tip semoga membuat anda sedikit optimis. Pertama, Anda harus bersyukur karena sampai dengan hari ini masih bisa bekerja. Kedua, Banyakin doa agar Allah masih mengasihi kita sehingga dampaknya tak sedasyat yang dipikirkan "manusia". Ketiga, Berhematlah. Keempat, Jangan lakukan pembelian barang baru apalagi dengan ngeredit. Kelima, Banyaklah berpuasa. Karena disamping menahan nafsu , juga menghemat beras. Keenam, Bagi kelebihan rejeki anda pada tetangga, para pengangguran, dan sodara yang kekurangan. Ketujuh, menabunglah. Agar kalo masa gawat lewat, kita nggak langsung 'ji-un'. Kedelapan, kesembilan, dan kesepuluh, anda isi aja sendiri.
Capek ngetiknya, tau. Hehehe....
Komentar
Posting Komentar
Kalo Anda pengen diskusi lebih komprehensip, kirim ke email ini : sismulyanto@gmail.com