Langsung ke konten utama

RINDU

SUDAH 8 hari saya jauh dari istri. Perjalanan saya kali ini memang tugas kantor, tapi saya merasa ada yang kurang dalam keseharian saya. Tugas kantor menuntut fokus, sabar dan fleksibel sesuai misi saya sebagai negosiator untuk suatu case. Namun kebiasaan hidup berdua, lalu sendirian agak membuat janggal.

Saya merindukan kelengkapan: tiap hari saya mesti "rame" dengan istri untuk semua persoalan : nyuci mx, supra x, siti z, dan bikin susu segelas untuk kami minum berdua. Hehehe...lucu ya kami punya banyak gelas tapi giliran buat segelas susu, justru diminum berdua. Bukan sok mesra, tapi males bikin dua aja. Hahaha...

Belum lagi giliran pasang kelambu dan copot kelambu. Biasanya pasang kelambu itu tugas dia, dan saya bertugas copot kelambu paginya. Kalo ada saya, istri suka pura-pura lupa untuk pasang kelambu dengan gaya pura-pura sudah lelap duluan. Ya gitu deh, uarek jan mbuak bruk (mbuh boso Inggrise, opo?) tapi saya ringan saja untuk take over. Paginya begitu pula, doski langsung : mak plencing: ngabur!

Saya biasanya berangkat kerja agak siangan. Doski jam 7 dan saya 30 menit kemudian. Yang agak rame kalo doski agak lelet, jam 7 baru mandi, halah! Belum mode show dulu di depan cermin, make up, ganti baju, ganti jilbab....

Saya biasanya membantu manasin kendaraan, biar doski gak ada masalah di jalan. Kalo hari cerah, doski jadi Valentino Rosi tapi kalo hari hujan doski jadi Kinjiro Shinozuka.

Begitulah. Jam 07.15 doski berangkat.

Saya biasanya mulai masuk kamar mandi, atau deg : 3 hp doski ketinggalan. Itu sering terjadi. Saya sudah kasih nasehat jual 3 hape itu biar bisa pilih satu hape yang dual mode. Karena doski masinh sayang sama anak-anaknya (hape-hapenya ) itu ya gitu deh...

Pernah suatu kali yayang ketinggalan dompet, terus ketinggalan "bontotan", ketinggalan sandal, payung, jas hujan dan banyak lagi.

Begitulah ramenya. Dan kini hiruk pikuk di rumah itu nggak ada. Karena saya sedang jauh 2 jam penerbangan dari Jakarta.

Semoga Allah menjaga rindu saya pada istri saya, mensyukuri kebersamaan bersamanya
dan memberi hikmah pada saat jauh darinya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ENGGAK MUDIK (LAGI) DI 2017

Biasalah Sodara-sodara.   Lebaran Juni 2017 ini saya dan istri nggak mudik.  Baik mudik ke Banjarmasin ato ke Banyuwangi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami sudah memutuskan untuk tidak akan mudik saat Lebaran tiba.  Mengapa? Selama hampir 22 tahun di Jakarta, saya mudik saat menjelang Lebaran terjadi pada 1997, 1998, 2000, 2001, 2003, 2004, 2006, 2009.  Setelah itu mudik tapi nggak menjelang Lebaran.  Artinya pulang kampungnya bisa dua kali tapi di bulan yang lain.  Kami tahu betapa hebohnya mudik menjelang lebaran.  Dari sulitnya cari tiket, desak-desakan di bis/kereta api, sampai susahnya pula perjalanan arus balik.  Itu sebabnya bila Anda ingin mudik rileks, tenang, damai dan fun, maka pilihlah mudik di luar Lebaran.  Lagian mana tahan orang 19 juta pemudik bergerak bersama di jalan yg itu-itu juga (Referensi, Budi K. Sumadi, Menhub).  Sangat tidak layak, berbahaya, dan menyengsarakan.  Kita bicara orang Jakarta yang mudik saja, prediksi total 4 juta saja dg asumsi mo

MENSIKAPI DATANGNYA MASA TUA

Setelah solat subuh di Mejid Al-Muqarrabin, pagi ini, 3 Muharam 1432 H atau 9 Desember 2010, saya buru-buru pulang. Apa pasal? Saya pengen buru-buru nulis di blog ini mumpung ingatan saya tentang materi kultum yang saya bawakan masih anget bin kebul-kebul. Heee..... Begitulah Pembaca Yang Budiman, saya barusan share pengetahuan dengan ngasih kultum di mesjid kali ketiga atau dalam 3 bulan terakhir ini. Seperti biasa materi saya kumpulin dari internet, Quran, beberapa hadist dan beberapa riwayat. Kebiasaan juga masih, saya mempersiapkannya jam 21.00 ampek 23.30 wib, terus siapin hape dengan irama alarm, biar nggak kelewat. Bahaya, kan? Inilah kira-kira isi ceramah itu: Assalamuaalaikum warrah matullahi wabaraktuh. إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِهَدُ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ

LAKI-LAKI MENANGIS

DIANTARA karunia dan nikmat Allah bagi umat ini adalah Dia (Allah) mengutus Nabi Muhammad kepada kita. Dengan diutusnya Muhammad Rosulullah, Allah menjadikan mata yang buta menjadi terbuka, membuat telinga yang tuli menjadi mendengar, dan membuka kalbu yang terkunci mati. Diutusnya Rasulullah, Allah menunjuki orang yang sesat, memuliakan orang yang hina, menguatkan orang yang lemah dan menyatukan orang serta kelompok setelah mereka bercerai-berai. Selasa 5 Juli 2011 bila anda nonton TV-One live ada menanyangkan pemakaman KH. Zainuddin MZ. Kamera sempat menyorot dua tokoh nasional H.Rhoma Irama dan KH. Nur Iskandar SQ keduanya tampak menangis. Mengapa mereka menangis? Pernahkah anda menangis oleh karena melihat orang meninggal dunia? Ataukah kita baru mengingat pada kematian? Ad-Daqqa berkata : "Barangsiapa yang sering ingat kematian, ia akan dimuliakan dengan 3 hal, yakni : lekas bertobat, hati yang qanaah (menerima apa adanya ketentuan Allah), dan semangat dalam beribadah. &q