Mengumpulkan massa untuk berdoa bersama adalah kekuatan spiritual Arifin Ilham. Kekuatan serupa dimiliki pula oleh Aa Gym, Ustadz Haryono dan Yusuf Mansyur. Daya panggil keempat ustdz muda ini menarik untuk dicermati. Untungnya kekuatan mereka tidak diceraiberaikan untuk kampanye politik.
Kampanye Langsung mulai digelar 16 Maret sampai 9 April 2009. Para caleg, Bapilu partai, tim pemenangan caleg, simpatisan sampai guru ngaji semua bergairah berkampanye. Massing-masing mengeluarkan aneka gaya untuk menarik simpati pemilihnya.
Abah mertua saya adalah mantan syuriah NU wilayah Kalsel lalu menjadi mantan syuriah PKB Kalsel itu saya paham. Saya sendiri dicalonkan PKB Cak Imin sebagai kandidat legislator PKB Sulsel 1 itu juga sebuah realita. Namun, sabtu malam, kemarin, istri saya bawa booklet PKS 3 biji plus kartu nama Drs.H.Musoli (Caleg PKS Dapil Depok dan Bekasi)i tu yang mengagetkan saya.
Kaget? Iyo, asli.
Lha wong guru ngaji istri saya di sesi akhir pengajiannya, tentu di mesjid, membagikan "sesuatu" yang notabene berbau kampanye menjadi titik perhatian saya. Bukankah, Dewan Mesjid Indonesia melarang mesjid dipakai untuk aktivitas kampanye telah jelas dipahami oleh semua.
Namun, sekali lagi namun, ada aja yang pura-pura tidak tau, pake mesjid untuk kampanye. Saya ingat dua bulan sebelumnya, di mesjid yang sama ada pengobatan gratis. Saya datang bukan lantaran gratisnya saja tentu, tapi juga silaturahmi dengan kawan-kawan, itu yg to be number one.
Benar saja. salah satu paramedis ternyata adalah salah satu caleg PMB. Agak malu-malu dia membagikan kalender bergambar wajah dirinya ke semua pasien. Ketua DKM dengan halus menolak acara bagi-bagi kalender di mesjid, walaupun si paramedis lagi ngadain "bakti sosial". Pak Ketua DKM beralasan menolak karena mesjid bukan tempat untuk meraih simpati massa.
Ah...andai saja saya jadi caleg!
Mungkin saya nggak akan membuat tim sukses yang ngisin-isini. Saya akan larang gambar saya ditempel di tempat yang nggak disukai manusia; di tembok pabrik, di deket tukang bakso, atau di tiang listrik. Lingkungan memang rame tapi: ....jorok!
Apa iya satpam pabrik nggak nggerundel, melihat gambar saya yang nyengir nggak lucu di dinding pabriknya yang bersih? Apa rela hati tukang bakso, dinding usahanya di tempeli gambar saya? Apa senang keluarga -keluarga di Indonesia melihat tiang listrik depan rumahnya, dipoles jadi lukisan yang jauh dari indah.
Lalu bagaimana cara saya kampanye?
Awalnya saya merasa nggak cocok untuk kampanye. Kenapa? Suara saya terlalu lembut bila di rendahkan, dan terlalu keras bila dikencangkan.
Kelembutan saya sering disangka orang, terutama atasan saya, sebagai kekurangberanian? Hehehe...Atau kelemahan, dan ill feel! Padahal kelembutan itu mengajarkan saya pada kehatia-hatian, menghargai si lemah dan meredam si keras.
Lha suara saya yang keras bagaimana?
Iya, saya bisa ngalahin anda bila diadu teriak di tepi sungai. Saya juga yakin, suara keras saya bisa ngalahin suara 5 kopral dari tiga angkatan berbeda di republik ini. Cos saya bekas komandan upacara untuk SD, SMP dan SMA. Saya tidak sedang bersombong. Tapi itu : ....duluuu....
Mangkanya kampanye saya adalah kampanye pada Gusti Allah. Tapi bukan berarti saya tidak kampanye di depan jamaah manusia, itu mah...tetap! Liwat googling, blogging, dan yang terhangat facebooking, saya memateri semua akses dan kontak ketiga "equipment" virtual itu dalam bisikan kampanye saya.
Kampanye kok berbisik?
Biarin. Biar saja malaikat-malaikat yang simpatik dengan saya membantu saya dengan aneka cara kampanye sesuai hati mereka. Kok pake malaikat? Saya senang dengan mereka. Syukur2 mau bantu saya.
Saya akan senang, bukan hanya bila PKB menang, tapi lebih pada kemenangan buat orang yang beriman, caleg-caleg beriman, juru-juru kampanye beriman, tim pemenangan pemilu yang taat hatinya pada Allah, bukan dipenuhi nafsu mempengaruhi orang milih dirinya.
Saya akan bahagia bila caleg-caleg yang terpilih, mau merah, kuning, ijo semuanya membela rakyat, gigih dalam kebenaran dan tidak yang penting kepilih. Saya percaya tahun 2009 ini di semua lini partai baik eselon 1, 2, dan 3 dipenuhi orang baik, walau kadar kebaikannya tidak merata, kadar keiklasannya tidak sama tinggi dan kadar ketawaduannya tidak berimbang.
Kampanye terutama dari PKB tidak boleh menyinggung hati rakyat. Bila jalan di jalan umum, tidak boleh lebih dari garis tengah. Tidak boleh wajahnya tampak beringas, mau nyaplok manusia, dan marah bila orang lain berbeda dengan kelompoknya.
Kampanye PKB harus bebas dari unsur "menange dewe", tapi menange kowe". Kampanye PKB harus jauh lebih menghormati rakyat, penduduk yang tanahnya dilalui dan rumahnya di lewati. Pawai PKB nggak usah pake kendaraan, jalan batis haja! Bukan hanya karena sedikit modal, tapi juga kekerasan untuk membangkitkan semangat rakyat, membangkitkan ekonomi rakyat, dan membangkitkan kesadaran baru pentingnya punya pedoman fi dunya wal akhirah dengan bersemangat baja.
Kampanye PKB tidak perlu teriak-teriak ngotot, tapi mengajak jamaah dalam syair-syair perjuangan Islam yang mengagungkan Allah, yang mengajak jamaah dalam barisan yang padu, menghormati yang muda dan menyayangi yang tua.
Perjuangan PKB tidak hanya membangkitkan bangsa dari kemakmuran semu, tapi juga lekas menangani masalah-masalah yang dekat dengan keseharian bangsa ini: janda-janda tua dan miskin, jompo tanpa penghasilan, pemuda tanpa kerja. Dan secara reflektip merumuskan kebijakan penciptaan lapangan kerja untuk industri mandiri, kecil dan sehat.
Wahai bangsaku, sebelum kau contreng pilihanmu: ucapkan Bismilahirrahmanirrahim...........biar apa yang kau contreng mendatangkan kebaikan bagimu dan bagi yang kau contreng.
Jangan asal contreng, apalagi nggak datang ke TPS.
Wahai Allah, beri kebaikan bagi bangsa ini untuk memilih calon wakilnya, calon pemimpinnya dalam gelas kasih sayangMU. Jangan biarkan tangan-tangan penuh dosa membelokkan bangsa ini ke arah yang salah, ke arah yang jauh dari ridhoMU.
Duhai Allah, mudahkan jalan bagi mereka-mereka yang membawa amanah dariMU ditangannya, dan jangan pula sekali-kali permudah mereka yang ditangannya ada nafsu serakahnya.
Duhai saudaraku, jamaah manusia. Akan kemanakah hatimu kau getarkan...
Kampanye Langsung mulai digelar 16 Maret sampai 9 April 2009. Para caleg, Bapilu partai, tim pemenangan caleg, simpatisan sampai guru ngaji semua bergairah berkampanye. Massing-masing mengeluarkan aneka gaya untuk menarik simpati pemilihnya.
Abah mertua saya adalah mantan syuriah NU wilayah Kalsel lalu menjadi mantan syuriah PKB Kalsel itu saya paham. Saya sendiri dicalonkan PKB Cak Imin sebagai kandidat legislator PKB Sulsel 1 itu juga sebuah realita. Namun, sabtu malam, kemarin, istri saya bawa booklet PKS 3 biji plus kartu nama Drs.H.Musoli (Caleg PKS Dapil Depok dan Bekasi)i tu yang mengagetkan saya.
Kaget? Iyo, asli.
Lha wong guru ngaji istri saya di sesi akhir pengajiannya, tentu di mesjid, membagikan "sesuatu" yang notabene berbau kampanye menjadi titik perhatian saya. Bukankah, Dewan Mesjid Indonesia melarang mesjid dipakai untuk aktivitas kampanye telah jelas dipahami oleh semua.
Namun, sekali lagi namun, ada aja yang pura-pura tidak tau, pake mesjid untuk kampanye. Saya ingat dua bulan sebelumnya, di mesjid yang sama ada pengobatan gratis. Saya datang bukan lantaran gratisnya saja tentu, tapi juga silaturahmi dengan kawan-kawan, itu yg to be number one.
Benar saja. salah satu paramedis ternyata adalah salah satu caleg PMB. Agak malu-malu dia membagikan kalender bergambar wajah dirinya ke semua pasien. Ketua DKM dengan halus menolak acara bagi-bagi kalender di mesjid, walaupun si paramedis lagi ngadain "bakti sosial". Pak Ketua DKM beralasan menolak karena mesjid bukan tempat untuk meraih simpati massa.
Ah...andai saja saya jadi caleg!
Mungkin saya nggak akan membuat tim sukses yang ngisin-isini. Saya akan larang gambar saya ditempel di tempat yang nggak disukai manusia; di tembok pabrik, di deket tukang bakso, atau di tiang listrik. Lingkungan memang rame tapi: ....jorok!
Apa iya satpam pabrik nggak nggerundel, melihat gambar saya yang nyengir nggak lucu di dinding pabriknya yang bersih? Apa rela hati tukang bakso, dinding usahanya di tempeli gambar saya? Apa senang keluarga -keluarga di Indonesia melihat tiang listrik depan rumahnya, dipoles jadi lukisan yang jauh dari indah.
Lalu bagaimana cara saya kampanye?
Awalnya saya merasa nggak cocok untuk kampanye. Kenapa? Suara saya terlalu lembut bila di rendahkan, dan terlalu keras bila dikencangkan.
Kelembutan saya sering disangka orang, terutama atasan saya, sebagai kekurangberanian? Hehehe...Atau kelemahan, dan ill feel! Padahal kelembutan itu mengajarkan saya pada kehatia-hatian, menghargai si lemah dan meredam si keras.
Lha suara saya yang keras bagaimana?
Iya, saya bisa ngalahin anda bila diadu teriak di tepi sungai. Saya juga yakin, suara keras saya bisa ngalahin suara 5 kopral dari tiga angkatan berbeda di republik ini. Cos saya bekas komandan upacara untuk SD, SMP dan SMA. Saya tidak sedang bersombong. Tapi itu : ....duluuu....
Mangkanya kampanye saya adalah kampanye pada Gusti Allah. Tapi bukan berarti saya tidak kampanye di depan jamaah manusia, itu mah...tetap! Liwat googling, blogging, dan yang terhangat facebooking, saya memateri semua akses dan kontak ketiga "equipment" virtual itu dalam bisikan kampanye saya.
Kampanye kok berbisik?
Biarin. Biar saja malaikat-malaikat yang simpatik dengan saya membantu saya dengan aneka cara kampanye sesuai hati mereka. Kok pake malaikat? Saya senang dengan mereka. Syukur2 mau bantu saya.
Saya akan senang, bukan hanya bila PKB menang, tapi lebih pada kemenangan buat orang yang beriman, caleg-caleg beriman, juru-juru kampanye beriman, tim pemenangan pemilu yang taat hatinya pada Allah, bukan dipenuhi nafsu mempengaruhi orang milih dirinya.
Saya akan bahagia bila caleg-caleg yang terpilih, mau merah, kuning, ijo semuanya membela rakyat, gigih dalam kebenaran dan tidak yang penting kepilih. Saya percaya tahun 2009 ini di semua lini partai baik eselon 1, 2, dan 3 dipenuhi orang baik, walau kadar kebaikannya tidak merata, kadar keiklasannya tidak sama tinggi dan kadar ketawaduannya tidak berimbang.
Kampanye terutama dari PKB tidak boleh menyinggung hati rakyat. Bila jalan di jalan umum, tidak boleh lebih dari garis tengah. Tidak boleh wajahnya tampak beringas, mau nyaplok manusia, dan marah bila orang lain berbeda dengan kelompoknya.
Kampanye PKB harus bebas dari unsur "menange dewe", tapi menange kowe". Kampanye PKB harus jauh lebih menghormati rakyat, penduduk yang tanahnya dilalui dan rumahnya di lewati. Pawai PKB nggak usah pake kendaraan, jalan batis haja! Bukan hanya karena sedikit modal, tapi juga kekerasan untuk membangkitkan semangat rakyat, membangkitkan ekonomi rakyat, dan membangkitkan kesadaran baru pentingnya punya pedoman fi dunya wal akhirah dengan bersemangat baja.
Kampanye PKB tidak perlu teriak-teriak ngotot, tapi mengajak jamaah dalam syair-syair perjuangan Islam yang mengagungkan Allah, yang mengajak jamaah dalam barisan yang padu, menghormati yang muda dan menyayangi yang tua.
Perjuangan PKB tidak hanya membangkitkan bangsa dari kemakmuran semu, tapi juga lekas menangani masalah-masalah yang dekat dengan keseharian bangsa ini: janda-janda tua dan miskin, jompo tanpa penghasilan, pemuda tanpa kerja. Dan secara reflektip merumuskan kebijakan penciptaan lapangan kerja untuk industri mandiri, kecil dan sehat.
Wahai bangsaku, sebelum kau contreng pilihanmu: ucapkan Bismilahirrahmanirrahim...........biar apa yang kau contreng mendatangkan kebaikan bagimu dan bagi yang kau contreng.
Jangan asal contreng, apalagi nggak datang ke TPS.
Wahai Allah, beri kebaikan bagi bangsa ini untuk memilih calon wakilnya, calon pemimpinnya dalam gelas kasih sayangMU. Jangan biarkan tangan-tangan penuh dosa membelokkan bangsa ini ke arah yang salah, ke arah yang jauh dari ridhoMU.
Duhai Allah, mudahkan jalan bagi mereka-mereka yang membawa amanah dariMU ditangannya, dan jangan pula sekali-kali permudah mereka yang ditangannya ada nafsu serakahnya.
Duhai saudaraku, jamaah manusia. Akan kemanakah hatimu kau getarkan...
Komentar
Posting Komentar
Kalo Anda pengen diskusi lebih komprehensip, kirim ke email ini : sismulyanto@gmail.com