Ah, kalo anda liat foto ini, ini hanyalah foto salaman antara atasan dan bawahan, nggak lebih. Tapi liat passion yang tercipta.
Susi Darmawan, pemilik The Body Shop dan jarigan ritel Centro mengatakan passion seperti itu yang sering ia temui manakala ia tengah bicara dengan ayahnya, Hari Darmawan. Sang Bapak tak pernah sedikitpun kehilangan sentuhan passion setiap kali diajak bicara oleh siapapun. Kenangan cara bicara Hari Darmawan itu akan selalu dikenang siapapun, termasuk mantan anak buahnya yang sekarang bertebaran di seantero penjuru jagad ritel di Indonesia.
Bagaimana dengan kita?
Belajarlah punya passion, hasrat, dan semangat manakala tengah mengerjakan apapun di dunia ini, karena tanpa semangat, apa yang kita kerjakan tak lebih dari sekedar membayar ongkos untuk hidup. Paasion yang membedakan mana orang berhasil dan tidak, passion juga yang membedakan pemimpin disukai atau dicibir. Bukan harta yang melimpah tentu.
Postingan ini saya tulis di hari minggu 22 Pebruari 2009. Saya lagi bicara dengan istri saya, kalo jumlah postingan saya minimal 50 biji, saya akan tawarin ke beberapa penerbit untuk di cetak jadi buku. Siapa tahu jauh lebih manfaat dan lebih banyak dibaca berbagai kalangan. Sebagai pemilik blog, saya sadar berapa sih orang yang membaca tulisan di blog saya. Dari angka statistik sejak Juli 2008 baru 1200-an pembaca. Padahal orang yang suka nge-net di Indonesia mencapai angka 25 juta-an atau 2 jutaan yang reguler mengakses net.
Buat blog lalu terbitin jadi buku bukan sesuatu yang istimewa. Yang istimewa adalah keinginan saya agar nanti saya bisa bikin sebuah judul buku sebelum mati mudahan segera bakal terwujud. Awalnya mikir bisa nulis buku, adalah kemustahilan. Nulis opo, wong pinter akeh di Indonesia. Lha, iya mau nulis apa.
Tadi sore, saya ngirim SMS ke Putri (nama keponakan) saya di Kabat, Banyuwangi, agar mengirim nomor HP Mbak Ning kaka saya, ke saya. Nah, kalo lagi inget keponakan2 di kampung, kadang saya seperti diingatkan bahwa kini saya "terlalu" jauh dari mereka. Iya, saya kangen mereka. Hampir 14 tahun saya di Jakarta, tak satupun sodara-sodara saya mampir ato singgah ke rumah saya. Itu berarti rumah saya kejauhan, melip dan tak terjangkau oleh kocek mereka.
Apa nggak terlalu kebangetan apa ya, saya?
Tadi Mbak Ning cerita kalo anak semata wayangnya Si Dani habis di pijet, akibat keseleo terjatuh main sepeda sabtu sore kemarin. Kepala sekolahnya datang ke rumah Mbak Ning, para guru-guru juga menjenguk. Biasa di kampung kecil hal begini gampang menarik perhatian orang. Kayaknya gak mungkin terjadi di Jakarta.
Di Jakarta, orang tua kita meninggal dunia, tetangga gandeng gedhek, belum tentu tahu. Ah....
Minggu lalu saya melewatkan satu hari libur minggu untuk urut ke tukang urut, karena habis acara Rakernas, boyok kayaknya pada melengkung semua. Pijet obatnya. Nah tukang pijet ini namanya Mbak Karti, usianya udah 53 tahun tapi tenaga pijetnya, masa Allah, membuat tulang saya pada rontok tak bersisa. Bahkan besoknya njarem sampe tiga hari.
Nah, minggu ini saya lewatkan hari nganter istri pameran di Depok Town Square (Detos), lalu beli kartu halo untuk ngisi Telkomsel Flash pada laptop saya. Sebelumnya saya punya USB Modem Huawei E 172 yang di gabung ama IM2. Tapi kelemahan IM2 tiap malam antara 19.00-23.00 lelet minta ampun. Josnya kalo pas nge-net antara jam 05.00 pagi ampe jam 08.00.
Saya sudah sebulan pake IM2, kini saya mo bandingin head to head dengan T-Flash. Yang kabarnya T-Flash punya networking HSPA dan 3G terluas dibanding Indosat. Namun CS di Grapari Mal Cijantung bilang kalo kartu belum bisa aktip nunggu 24 jam yang akan datang baru bisa di pake nge-net. Ya sudah malam ini belum bisa tanding, lalu saya tulis blog ini.
Kalo pembaca, membaca ide atau topik dari postingan ini, kayaknya idenya melompat-lompat ya. Lha ya jelas, lha wong anda aja kalo dirumah juga bebas melompat-lompat kan? Di kali ini anda sergap pisang goreng, sambil nonton tv, tapi beberapa detik kemudian anda tengah duduk di samping taman mini depan rumah sambil ngeliat orang nyabit rumput. Semuanya tidak terorganisasi, tapi satu kesatuan hidup.
Makanya kalo mau nulis pake format baku, sebaiknya anda kuliah lagi biar sampai S2. Hehehe...
Susi Darmawan, pemilik The Body Shop dan jarigan ritel Centro mengatakan passion seperti itu yang sering ia temui manakala ia tengah bicara dengan ayahnya, Hari Darmawan. Sang Bapak tak pernah sedikitpun kehilangan sentuhan passion setiap kali diajak bicara oleh siapapun. Kenangan cara bicara Hari Darmawan itu akan selalu dikenang siapapun, termasuk mantan anak buahnya yang sekarang bertebaran di seantero penjuru jagad ritel di Indonesia.
Bagaimana dengan kita?
Belajarlah punya passion, hasrat, dan semangat manakala tengah mengerjakan apapun di dunia ini, karena tanpa semangat, apa yang kita kerjakan tak lebih dari sekedar membayar ongkos untuk hidup. Paasion yang membedakan mana orang berhasil dan tidak, passion juga yang membedakan pemimpin disukai atau dicibir. Bukan harta yang melimpah tentu.
Postingan ini saya tulis di hari minggu 22 Pebruari 2009. Saya lagi bicara dengan istri saya, kalo jumlah postingan saya minimal 50 biji, saya akan tawarin ke beberapa penerbit untuk di cetak jadi buku. Siapa tahu jauh lebih manfaat dan lebih banyak dibaca berbagai kalangan. Sebagai pemilik blog, saya sadar berapa sih orang yang membaca tulisan di blog saya. Dari angka statistik sejak Juli 2008 baru 1200-an pembaca. Padahal orang yang suka nge-net di Indonesia mencapai angka 25 juta-an atau 2 jutaan yang reguler mengakses net.
Buat blog lalu terbitin jadi buku bukan sesuatu yang istimewa. Yang istimewa adalah keinginan saya agar nanti saya bisa bikin sebuah judul buku sebelum mati mudahan segera bakal terwujud. Awalnya mikir bisa nulis buku, adalah kemustahilan. Nulis opo, wong pinter akeh di Indonesia. Lha, iya mau nulis apa.
Tadi sore, saya ngirim SMS ke Putri (nama keponakan) saya di Kabat, Banyuwangi, agar mengirim nomor HP Mbak Ning kaka saya, ke saya. Nah, kalo lagi inget keponakan2 di kampung, kadang saya seperti diingatkan bahwa kini saya "terlalu" jauh dari mereka. Iya, saya kangen mereka. Hampir 14 tahun saya di Jakarta, tak satupun sodara-sodara saya mampir ato singgah ke rumah saya. Itu berarti rumah saya kejauhan, melip dan tak terjangkau oleh kocek mereka.
Apa nggak terlalu kebangetan apa ya, saya?
Tadi Mbak Ning cerita kalo anak semata wayangnya Si Dani habis di pijet, akibat keseleo terjatuh main sepeda sabtu sore kemarin. Kepala sekolahnya datang ke rumah Mbak Ning, para guru-guru juga menjenguk. Biasa di kampung kecil hal begini gampang menarik perhatian orang. Kayaknya gak mungkin terjadi di Jakarta.
Di Jakarta, orang tua kita meninggal dunia, tetangga gandeng gedhek, belum tentu tahu. Ah....
Minggu lalu saya melewatkan satu hari libur minggu untuk urut ke tukang urut, karena habis acara Rakernas, boyok kayaknya pada melengkung semua. Pijet obatnya. Nah tukang pijet ini namanya Mbak Karti, usianya udah 53 tahun tapi tenaga pijetnya, masa Allah, membuat tulang saya pada rontok tak bersisa. Bahkan besoknya njarem sampe tiga hari.
Nah, minggu ini saya lewatkan hari nganter istri pameran di Depok Town Square (Detos), lalu beli kartu halo untuk ngisi Telkomsel Flash pada laptop saya. Sebelumnya saya punya USB Modem Huawei E 172 yang di gabung ama IM2. Tapi kelemahan IM2 tiap malam antara 19.00-23.00 lelet minta ampun. Josnya kalo pas nge-net antara jam 05.00 pagi ampe jam 08.00.
Saya sudah sebulan pake IM2, kini saya mo bandingin head to head dengan T-Flash. Yang kabarnya T-Flash punya networking HSPA dan 3G terluas dibanding Indosat. Namun CS di Grapari Mal Cijantung bilang kalo kartu belum bisa aktip nunggu 24 jam yang akan datang baru bisa di pake nge-net. Ya sudah malam ini belum bisa tanding, lalu saya tulis blog ini.
Kalo pembaca, membaca ide atau topik dari postingan ini, kayaknya idenya melompat-lompat ya. Lha ya jelas, lha wong anda aja kalo dirumah juga bebas melompat-lompat kan? Di kali ini anda sergap pisang goreng, sambil nonton tv, tapi beberapa detik kemudian anda tengah duduk di samping taman mini depan rumah sambil ngeliat orang nyabit rumput. Semuanya tidak terorganisasi, tapi satu kesatuan hidup.
Makanya kalo mau nulis pake format baku, sebaiknya anda kuliah lagi biar sampai S2. Hehehe...
Komentar
Posting Komentar
Kalo Anda pengen diskusi lebih komprehensip, kirim ke email ini : sismulyanto@gmail.com