Langsung ke konten utama

PAK PUR





Nama lengkapnya Purnomo Utoyo,MBA, tapi kami semua lebih suka memanggilnya dengan Pak Pur saja. Master lulusan Newport University di Long Beach California ini dulu nya adalah Plan and Control Manager pada PT.Matahari Putra Prima, Tbk Divisi Logistik DC Cimanggis.
Bagi saya, dia adalah orang yang sangat berjasa bagi karir kehidupan saya. Bagaimana tidak? Lha saya dulu di tahun 1995-1996 masih luntang-lantung nggak karuan hidup di Jakarta.

Sebelumnya saya masuk Matahari lewat iklan kolom di Kompas, 14 Januari 1996. Udah 5 bulan baru dipanggil oleh SDM Matahari, waktu itu masih di Karang Anyar Jl. Samanhudi Jakarta Pusat. Setelah pertama tes psikologi, tes kedua, ketiga, dan terakhir wawancara dengan Pak Pur ini di Cimanggis. Akhirnya singkat cerita, saya diterima masuk Matahari DC Cimanggis. Waktu itu saya berumur 27 tahun masuk di perusahaan besar, walah, girang bangeet...

Mulailah periode sebenarnya dalam hidup saya, punya pekerjaan sesuai dengan "kapasitas keilmuan". Saya dengar belakangan bahwa yang ngelamar untuk posisi MT-DC di Matahari Cimanggis tak kurang dari 800 pelamar, diseleksi jadi 35 dan akhirnya menciut menjadi 15. Kelima belas orang ini yang ikut Program MT-DC selama setahun dengan sistem gugur. Sistem dimana bila trainee gagal dinilai terus, maka trainee harus mundur di tengah jalan,

13 tahun yang lalu, tepatnya 5 hari saya masuk DC Cimanggis, saya telat datang. Jam masuk jam 08.30 saya masuk pas jam 09.15. Kebetulan aku telat bareng juga teman satu MT namanya Rikson Manurung, kami berdua dipanggil Pak Pur. Di ruangan Pak Pur, kami dimarahi habis-habisan. Kalimat yang saya masih inget: Kalian nggak boleh telat lagi. Mau naik, kereta api kek, sewa helikopter kek, atau jet kek, saya nggak mau tahu!

Wuih, baru masuk 5 hari udah didamprat gitu nyali saya jadi ciut. Gimana kalo dikeluarin dari Program MT, walah bisa nyesel seumur-umur! Sejak itu saya yang dulunya tinggal di deket Kantor Walikota Jakarta Pusat cari kontrakan baru ke Cimanggis DEPOK. Sejak itu saya ngggak pernah telat. Saya dan Pak Azwir setelah setahun berhasil lulus Program MT-DC (Management Training for Distribution Centre) tahun 1996 - 1997.

Girang bukan main waktu itu, menjadi karyawan pada PT.Matahari Putra Prima, perusahaan ritel modern besar di Indonesia. Program MT-DC sendiri adalah program pencarian calon pemimpin DC Matahari masa depan. MT-DC bersaing dengan MT-SO (Store Operation) dan MT-MD (Merchandising). Program ini mengharuskan kami untuk kerja magang di toko selama 4 bulan dan 8 bulan di DC Matahari. 2 bulan pertama saya magang di Mega M Karawaci Tangerang. Tim kami waktu itu terdiri dari Saya (Ferry International Fashion, Jakarta), Sutrisno Edi Kuncoro, (Manager DC Matahari Surabaya), Stefanus Rudy Widodo (kini di Modern Group) dan Rikson (sekarang, embuh kemana dia). Setelah 2 bulan magang sebagai pramuniaga, ganti toko ke Jatinegara Plaza 2, kali ini saya bareng tiga orang : saya, Azwir dan Adrie Sembiring.

Setelah setahun dari 15 peserta eksternal, hanya 7 yang lulus yaitu: Slamet Ismulyanto (Unlam), Stefanus Rudy Widodo (UGM), Edy Kuncoro & Iwan Setiawan ( UnMuh Malang), Azwir (Universitas Bung Hatta), Frederick A. Musila (Malang), dan Aditya Destiadi (Unila).

Program MT-DC sebenarnya bagus, tapi bagi saya setelah empat tahun kok, jabatan saya sama dengan jaman saya masuk, pasti ada yang salah nech, akhirnya saya putusin ninggalin gudang Matahari mutasi ke toko. Saya diperbantukan ke toko Kerawang 585 sebelum benar-benar masuk di Toko MDs.JP2 selama 2000-2003.

Namun karier di toko bagi saya sama saja, nggak memuaskan, sampai akhirnya seorang teman ngajak saya bergabung di PT.Pachira Distrinusa sebagai Area Sales Manager Cabang Jakarta. Saya berpisah dengan Matahari. di tahun 2003, tepatnya 2 Juni 2003. Otomatis berpisah dengan teman-teman, Pak Pur dan sebagainya.



Nah, tepat hari Rabu tadi, 11 Pebruari 2009 saya ketemu lagi dengan Pak Pur. Dia saya undang sebagai Keynote Speaker pada Rakernas Ferry di Puncak Cianjur Jawa Barat untuk sesi ritel dengan topik Perkembangan Ritel di Indonesia. Untuk mengundang Pak Pur bukan persoalan mudah, disamping jadwal kerja yang padat, saya tahu diri who am I? Namun Allah rupanya memudahkan usaha saya sehingga Pak Pur mau datang dalam undangan Raker kami. Surprise! Orangnya masih tinggi besar, rahang agak menonjol dan rambutnya sedikit memutih sebagian.

Dalam waktu 13 tahun tak banyak yang berubah dalam diri Pak Pur secara fisik namun pengalamannya jauh lebih dasyat. Nggak nyangka Pak Pur makin banyak aktivitas, selain pensiun dari Matahari karena umur sudah 56 tahun, dia masih aktip sebagai Ketua Bidang Kebijakan Publik dan Advokasi APRINDO, Managing Director pada Hexa Sinergi Metrika, Penasehat Manajemen Matahari Putra Prima, Komisaris pada Lippo Insurance, Director pada PT. Graha Anugrah Electrindo dan kini sebagai CEO pada Purnomo-Utoyo Retail Consulting Group.

Saya bareng Pak Azwir memang berencana mengundang Pak Pur agar bisa hadir dalam Raker kami, karena seperti raker-raker sebelumnya, raker berjalan "garing" karena hanya diisi oleh orang internal perusahaan.

Dalam pemaparan materinya, tampak Pak Pur sarat pengalaman. Bicaranya terkesan garing diukur dari kaca mata seorang motivator, namun kalo dicermati, apa yang dia sampaikan merupakan refleksi yang kuat dari seorang yang ahli ritel kenamaan. 19 tahun di ritel mengindikasikan integritas yang luar biasa pada pekerjaan. Pak Pur memang sosok yang expert untuk bidangnya. Nggak salah saya bareng pak Azwir ngundang dia memberi pencerahan dalam sesi raker dua hari itu.

Dan setelah raker saya dan Pak Azwir mengantar dia pulang. Hebatnya Pak Pur, sopir pribadinya, masih sama dengan 13-15 tahun yang lalu. Artinya selama itu pula dia nggak pernah ganti sopir. Subhanallah....




Komentar

Postingan populer dari blog ini

ENGGAK MUDIK (LAGI) DI 2017

Biasalah Sodara-sodara.   Lebaran Juni 2017 ini saya dan istri nggak mudik.  Baik mudik ke Banjarmasin ato ke Banyuwangi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami sudah memutuskan untuk tidak akan mudik saat Lebaran tiba.  Mengapa? Selama hampir 22 tahun di Jakarta, saya mudik saat menjelang Lebaran terjadi pada 1997, 1998, 2000, 2001, 2003, 2004, 2006, 2009.  Setelah itu mudik tapi nggak menjelang Lebaran.  Artinya pulang kampungnya bisa dua kali tapi di bulan yang lain.  Kami tahu betapa hebohnya mudik menjelang lebaran.  Dari sulitnya cari tiket, desak-desakan di bis/kereta api, sampai susahnya pula perjalanan arus balik.  Itu sebabnya bila Anda ingin mudik rileks, tenang, damai dan fun, maka pilihlah mudik di luar Lebaran.  Lagian mana tahan orang 19 juta pemudik bergerak bersama di jalan yg itu-itu juga (Referensi, Budi K. Sumadi, Menhub).  Sangat tidak layak, berbahaya, dan menyengsarakan.  Kita bicara orang Jakarta yang mudik saja, prediksi total 4 juta saja dg asumsi mo

MENSIKAPI DATANGNYA MASA TUA

Setelah solat subuh di Mejid Al-Muqarrabin, pagi ini, 3 Muharam 1432 H atau 9 Desember 2010, saya buru-buru pulang. Apa pasal? Saya pengen buru-buru nulis di blog ini mumpung ingatan saya tentang materi kultum yang saya bawakan masih anget bin kebul-kebul. Heee..... Begitulah Pembaca Yang Budiman, saya barusan share pengetahuan dengan ngasih kultum di mesjid kali ketiga atau dalam 3 bulan terakhir ini. Seperti biasa materi saya kumpulin dari internet, Quran, beberapa hadist dan beberapa riwayat. Kebiasaan juga masih, saya mempersiapkannya jam 21.00 ampek 23.30 wib, terus siapin hape dengan irama alarm, biar nggak kelewat. Bahaya, kan? Inilah kira-kira isi ceramah itu: Assalamuaalaikum warrah matullahi wabaraktuh. إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِهَدُ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ

LAKI-LAKI MENANGIS

DIANTARA karunia dan nikmat Allah bagi umat ini adalah Dia (Allah) mengutus Nabi Muhammad kepada kita. Dengan diutusnya Muhammad Rosulullah, Allah menjadikan mata yang buta menjadi terbuka, membuat telinga yang tuli menjadi mendengar, dan membuka kalbu yang terkunci mati. Diutusnya Rasulullah, Allah menunjuki orang yang sesat, memuliakan orang yang hina, menguatkan orang yang lemah dan menyatukan orang serta kelompok setelah mereka bercerai-berai. Selasa 5 Juli 2011 bila anda nonton TV-One live ada menanyangkan pemakaman KH. Zainuddin MZ. Kamera sempat menyorot dua tokoh nasional H.Rhoma Irama dan KH. Nur Iskandar SQ keduanya tampak menangis. Mengapa mereka menangis? Pernahkah anda menangis oleh karena melihat orang meninggal dunia? Ataukah kita baru mengingat pada kematian? Ad-Daqqa berkata : "Barangsiapa yang sering ingat kematian, ia akan dimuliakan dengan 3 hal, yakni : lekas bertobat, hati yang qanaah (menerima apa adanya ketentuan Allah), dan semangat dalam beribadah. &q