Jami'al Huda, demikian nama masjid yang biasa saya gunakan untuk sholat Jumat, tiap minggu. Setelah saya parkir kendaraan , saya berwudhu dan masuk masjid. Hati saya terkesiap. Ada keranda berlapis kain hijau bertuliskan : Innalillahi Wa inalilahi rojiun dengan benang emas, diletakan dekat pintu masjid...
Alhamdulillah ada orang meninggal, bisik saya dalam hati. Saya sangat berharap ingin ikut mensholatkan. Benar saja. Bakda Sholat Jumat, keranda jenasah diangkat dan diletakkan di depan dekat pengimaman.
Satu takmir masjid maju memberi uraian pendek tentang si jenazah, nama jenazah Sarmili bin Yahya, umur 60 tahun. Takmir berbicara tentang utang dan akan ditanggung oleh anak lelakinya( anaknya ikut maju kedepan).Takmir juga memintakan maap ke pada hadirin agar memaapkan si jenazah, .
Selama takmir bicara, tak henti-hentinya saya tersenyum pada jenazah:....." Wahai almarhum Sarmili bin Yahya. Andai engkau sekarang melihat. Engkau akan berbahagia, karena hampir seperempat peserta solat Jumat memberi solat terakhir padamu. Engkaupun meninggalkan dunia ini di hari yang agung, pertanda ibadahmu diterima Allah swt. Duhai Bapak Sarmili bin Yahya, andai engkau menyaksikan, betapa banyak orang, dari jemaah, dan ibnu sabil yang ikut solat di depan jenasahmu. Saya yang tak kenalpun sangat ingin memberi solat padamu dengan rido, ikhlas, dan kebahagiaan yang tiada tara. Seolah-olah ingin memberi selamat bahwa engkau, Insya Allah, berada di garis depan perjalanan menuju Allah, dengan cara-cara yang indah, di tempat indah dengan diiringi hati-hati yang ikhlas karena engkau baru pergi menuju Penciptamu. Zat dimana dirimu berasal dan Zat dimana dirimu kembali.
Saya membayangkan wajah ayah dan ibu, yang terbaring sama dengan jenazah Bapak Sarmili bin Yahya, walau sebenarnya mereka berdua telah berpulang beberapa tahun silam. Hati saya berbuncah gembira, karena saya ingin, Insya Allah, bila pergi menemui Pemilik Bumi. Saya ingin pergi seperti , Sarmili bin Yahya.
Duhai Allah, tiap hari kupanjatkan doa agar bila diri ini kembali padaMU, jadikanlah peristiwa kembaliku adalah peristiwa terindah, di saat terindah dan bersama orang-orang, sahabat-sahabat, dan para solihin....sama seperti keindahan yang muncul pada : Sarmili bin Yahya.
Komentar
Posting Komentar
Kalo Anda pengen diskusi lebih komprehensip, kirim ke email ini : sismulyanto@gmail.com