Langsung ke konten utama

MASJID-MASJID

SELAMA hidup saya nggak berusaha menghitung berapa masjid yang pernah saya pakai untuk solat biasa ataupun sholat Jumat.

Selama hampir satu bulan di Makasar, saya sudah beberapa masjid yang saya solati dalamnya. Minus masjid Al-Markaz El-Islamy masjid yang digagas pembangunannya by (Purnawirawan)Jendral. M. Jusuf, mantan Pangab yang sangat dicintai para anak buahnya itu. Jumat ini saya selesai sholat jumat di sebelah Panakukang Square, saya berpikir dalam-dalam. Ya Allah apa beda sholat di mesjid Makasar ini dengan di mesjid Istiqlal, atau masjid di Siliragung Banyuwangi sana. Bukankah semuanya menghadap wajah Tuhan kita?

Khusuknya tergantung kita juga. Tapi rata-rata wajah masjid selalu teduh, dan dalamnya isis. bagi sebagian orang menarik dijadikan tempat nggeletak sambil pejamin mata. Yang agak saya benci adalah ada saja orang tidur di masjid, siang-siang lagi!

Mesjid kan tempat solat, lha kok jadi tempat tidur. kalo lagi nganggur ato mbolos dari kerjaan mbok ya jangan masjid sebagai tempat pelarian "istimewa".

Ada pernah terpikir oleh saya: gimana ya kalo pas saya solat lalu malaikat Izrael panggil saya. Lalu masjid itu letaknya jauh dari rumah saya di Depok, lalu bagaimana cin-cinku (cintaku) tahu kalau suaminya telah dipanggil Allah. Wah, bakal ngerepotin banyak orang!

Ya Allah, mudahkanlah jalan kematian saya, kelak. Jangan bikin orang lain repot. Jangan tambah duka istri saya dengan jarak jauh mayat suaminya.

Salah satu mantan Direktur Matahari, Pak Purnomo Utoyo, pernah bilang: hidup ini angka-angka saja. Lalu pada angka berapa tahun jiwa Slamet lo-bat. Setelah masjid keberapa puluh atau ratus, saya mesti terbujur kaku. Bukankah itu juga angka-angka.

Ataukah pada angka berapa helaan napas, kerdipan mata, atau jutaan dzikir yang kita lafadkan ,kita akan sampai di hadapan Allah.

Kesannya melas banget yaa...

Tapi hidup sendiri harus diperjuangkan, diikuti dengan penuh kesabaran, diisi dengan keihlasan, dan energi yang seharusnya tetap meluap-luap penuh vitalitas sebelum lobat, entek akine, ato kaku nggak iso mbalik.

Masjid kadang membuat saya menemukan kesadaran baru bahwa hidup hanyalah thawaf di jalan panjang inner circle kita pada Allah. Sejauh pikiran mencari, maka hanya batas yang tak dapat kita lalui yaitu fakta dimana kita berdiri dan seberapa banyak yang kita dapatkan.

Masjid kadang menyadarkan saya bahwa kalo kita tidak siap menghadap Allah di tiap Jumat, maka kita harus ikhlas nggak kebagian tempat solat alias desek-desekan di luar pagar mesjid. Kadang panas menyengat dan kita harus tunduk tafakur menanti sholat jumat tiba.

Namun sebaliknya bila kita gembira dengan hadirnya sholat jumat, kita bisa dapat di urutan paling utama, shaf terdepan. Apakah ini penggambaran kita kelak di akherat, waallahu alam.

Di masjid, apalagi sholat Jumat, kita tidak bawa istri, tidak bawa apa-apa selain niat sholat Jumat yang menjadi fardu kifayah laki-laki sejagad.

Di masjid, tidak ada laki-laki ganteng, kaya atau berotot yang laku kecuali laki-laki soleh yang menitikkan air mata, mengenang kehidupan dunia, dan menundukkan wajahnya di depan Allah.

Bagi saya, masjid jadi ukuran kesiapan kita menemui Allah dalam segala suasana, jauh atau dekat dari rumah, sendiri atau bersama keluarga, sadar atau tidak, sekarang atau nanti....


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ENGGAK MUDIK (LAGI) DI 2017

Biasalah Sodara-sodara.   Lebaran Juni 2017 ini saya dan istri nggak mudik.  Baik mudik ke Banjarmasin ato ke Banyuwangi. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami sudah memutuskan untuk tidak akan mudik saat Lebaran tiba.  Mengapa? Selama hampir 22 tahun di Jakarta, saya mudik saat menjelang Lebaran terjadi pada 1997, 1998, 2000, 2001, 2003, 2004, 2006, 2009.  Setelah itu mudik tapi nggak menjelang Lebaran.  Artinya pulang kampungnya bisa dua kali tapi di bulan yang lain.  Kami tahu betapa hebohnya mudik menjelang lebaran.  Dari sulitnya cari tiket, desak-desakan di bis/kereta api, sampai susahnya pula perjalanan arus balik.  Itu sebabnya bila Anda ingin mudik rileks, tenang, damai dan fun, maka pilihlah mudik di luar Lebaran.  Lagian mana tahan orang 19 juta pemudik bergerak bersama di jalan yg itu-itu juga (Referensi, Budi K. Sumadi, Menhub).  Sangat tidak layak, berbahaya, dan menyengsarakan.  Kita bicara orang Jakarta yang mudik saja, prediksi total 4 juta saja dg asumsi mo

MENSIKAPI DATANGNYA MASA TUA

Setelah solat subuh di Mejid Al-Muqarrabin, pagi ini, 3 Muharam 1432 H atau 9 Desember 2010, saya buru-buru pulang. Apa pasal? Saya pengen buru-buru nulis di blog ini mumpung ingatan saya tentang materi kultum yang saya bawakan masih anget bin kebul-kebul. Heee..... Begitulah Pembaca Yang Budiman, saya barusan share pengetahuan dengan ngasih kultum di mesjid kali ketiga atau dalam 3 bulan terakhir ini. Seperti biasa materi saya kumpulin dari internet, Quran, beberapa hadist dan beberapa riwayat. Kebiasaan juga masih, saya mempersiapkannya jam 21.00 ampek 23.30 wib, terus siapin hape dengan irama alarm, biar nggak kelewat. Bahaya, kan? Inilah kira-kira isi ceramah itu: Assalamuaalaikum warrah matullahi wabaraktuh. إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِهَدُ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ

LAKI-LAKI MENANGIS

DIANTARA karunia dan nikmat Allah bagi umat ini adalah Dia (Allah) mengutus Nabi Muhammad kepada kita. Dengan diutusnya Muhammad Rosulullah, Allah menjadikan mata yang buta menjadi terbuka, membuat telinga yang tuli menjadi mendengar, dan membuka kalbu yang terkunci mati. Diutusnya Rasulullah, Allah menunjuki orang yang sesat, memuliakan orang yang hina, menguatkan orang yang lemah dan menyatukan orang serta kelompok setelah mereka bercerai-berai. Selasa 5 Juli 2011 bila anda nonton TV-One live ada menanyangkan pemakaman KH. Zainuddin MZ. Kamera sempat menyorot dua tokoh nasional H.Rhoma Irama dan KH. Nur Iskandar SQ keduanya tampak menangis. Mengapa mereka menangis? Pernahkah anda menangis oleh karena melihat orang meninggal dunia? Ataukah kita baru mengingat pada kematian? Ad-Daqqa berkata : "Barangsiapa yang sering ingat kematian, ia akan dimuliakan dengan 3 hal, yakni : lekas bertobat, hati yang qanaah (menerima apa adanya ketentuan Allah), dan semangat dalam beribadah. &q